Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2025

PEMBERONTAK ARAB MENENTANG INGGRIS

Sharif Hussein bin Ali menolak Perjanjian Sykes-Picot (1916) dan Deklarasi Balfour (1917) karena keduanya berkhianat terhadap janji Inggris dalam McMahon–Hussein Correspondence. Penolakannya ini menjadi faktor penting hilangnya dukungan Inggris terhadapnya, yang kemudian beralih ke tokoh lain seperti Abdulaziz ibn Saud. *Penolakan terhadap Sykes–Picot Agreement (1916)* Isi Sykes–Picot: Perjanjian rahasia antara Inggris dan Prancis untuk membagi wilayah kekuasaan Ottoman di Timur Tengah menjadi zona pengaruh kolonial. 💥Prancis: Suriah dan Lebanon. 💥Inggris: Irak dan Palestina. Masalah: Ini bertentangan dengan janji Inggris kepada Sharif Hussein (1915–1916), yang menjanjikan kemerdekaan wilayah Arab sebagai imbalan atas pemberontakan melawan Ottoman. ➡️ Sharif Hussein merasa dikhianati karena ternyata tanah-tanah yang ia perjuangkan akan dibagi antara dua kekuatan Eropa.  *2. Penolakan terhadap Deklarasi Balfour (1917)* Isi Deklarasi: Inggris menyatakan dukungannya untuk pendirian ...

KEKUASAAN PEMBERONTAKAN ARAB DIGUNCANG IBNU SAUD

*Hubungan Ibn Saud dengan Inggris* *1. 📄 Perjanjian 1915 (Treaty of Darin)* Ditandatangani di Al-Qatif antara Ibn Saud dan perwakilan Inggris. Inggris mengakui wilayah kekuasaan Ibn Saud dan menjadikannya protektorat Inggris secara de facto. Sebagai imbalan, Ibn Saud berjanji tidak akan menyerang sekutu-sekutu Inggris di Teluk, seperti Kuwait dan Bahrain. *2. Bantuan Keuangan* Inggris memberi Ibn Saud subsidi tahunan selama dan sesudah PD I, kira-kira 5.000–10.000 poundsterling per bulan. Dana ini digunakan untuk mempersenjatai pasukannya dan mendanai kampanye militer melawan suku-suku lawan, termasuk Dinasti al-Rashid (yang pro-Ottoman) dan akhirnya Sharif Hussein dari Hijaz. *3. Persaingan dengan Sharif Hussein* Inggris lebih dahulu mendukung Sharif Hussein melalui McMahon-Hussein Correspondence (1915–1916) dan mendukung Pemberontakan Arab. Namun setelah Perang Dunia I, hubungan Inggris-Hussein memburuk. Inggris kemudian lebih mendekat ke Ibn Saud, terutama setelah ia merebut Hijaz ...

PERANG DUNIA I & PEMBERONTAKAN ARAB : CIKAL BAKAL SAUDI III

*1914: Perang Dunia I Meletus* Kekaisaran Ottoman bergabung dengan Jerman dan Austria-Hungaria. Inggris ingin melemahkan Ottoman dari dalam dengan mendorong pemberontakan Arab. Mereka melihat Sharif Hussein pemegang otoritas religius dan politik atas Mekkah sebagai tokoh yang mampu memimpin pemberontakan Arab. *Tujuan Inggris* -->Menumbangkan Ottoman dan memecah kekuasaan Islam pan-Sunni. -->Mengamankan pengaruh Inggris di kawasan Timur Tengah pasca-perang. -->Mencegah pengaruh Jerman dan Prancis di kawasan strategis. *Pemberontakan Arab (Arab Revolt) yang Dipimpin Sharif Hussein (1916–1918)* Pada masa Perang Dunia I, Sharif Hussein bin Ali, Amir Mekkah dan kepala Dinasti Hasyimiyah, memimpin pemberontakan Arab melawan Kekaisaran Ottoman. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh korespondensi rahasia dengan Inggris, dikenal sebagai McMahon–Hussein Correspondence (1915–1916), yang menjanjikan dukungan Inggris bagi kemerdekaan negara Arab jika Sharif Hussein membantu mengguling...

SAUDI II : EMIRAT RIYADH

*EMIRAT RIYADH* Negara Saudi Kedua: Emirat Riyadh (1824–1891) Setelah keruntuhan Emirat Diriyah, Dinasti Saud sempat kehilangan kekuasaan. Namun pada tahun 1824, Turki bin Abdullah, keturunan Muhammad bin Saud, berhasil merebut kembali kota Riyadh dan mendirikan negara baru yang dikenal sebagai Emirat Riyadh atau Negara Saudi Kedua. Emirat ini mencoba melanjutkan visi ideologis dan politik dari pendahulunya. Emirat Riyadh mengalami pasang surut dalam konflik internal Dinasti Saud, dan terus-menerus menghadapi rival kuat dari utara, yaitu Dinasti al-Rashid dari Ha'il, yang didukung secara militer oleh Ottoman. Ketegangan meningkat sepanjang pertengahan abad ke-19, dan perang saudara di antara keturunan Saud memperlemah stabilitas negara. Pada tahun 1891, Emirat Riyadh jatuh setelah kekalahan militer oleh pasukan al-Rashid. Keluarga Saud melarikan diri ke pengasingan di Kuwait. Kekalahan ini menandai berakhirnya Negara Saudi Kedua, tetapi benih perlawanan tetap ada dan kelak tumbuh k...

SAUDI I : EMIRAT DIR'IYYAH

*BERDIRINYA EMIRAT DIRIYAH* Emirat Diriyah (1744–1818) adalah negara Islam pertama yang didirikan oleh Dinasti Saud, beraliansi dengan gerakan Wahhabi.  Ini merupakan cikal bakal berdirinya Arab Saudi modern. *1.Latar Belakang* Diriyah adalah sebuah kota kecil di wilayah Najd (sekarang di dekat Riyadh, Arab Saudi). Pada tahun 1744, terjadi aliansi historis antara Muhammad bin Saud (penguasa Diriyah) dan Muhammad ibn Abd al-Wahhab, seorang ulama reformis yang menyerukan pemurnian Islam dari praktik-praktik bid'ah dan syirik. Aliansi ini membentuk Emirat Diriyah, yang menjadi basis gerakan politik dan militer Wahhabiyah. 🔥Tujuan utama = Menyatukan Jazirah Arab di bawah Islam murni. 🔥Sistem pemerintahan= Emirat teokratik (penggabungan kekuasaan politik dan agama). 🔥Aliansi militer dan agama Dinasti Saud (politik) + Wahhabiyah (agama).  *2.Ekspansi dan Konflik* Emirat Diriyah berkembang pesat pada akhir abad ke-18. Menaklukkan wilayah luas termasuk Mekkah dan Madinah pada awal...

KONDISI GEOPOLITIK PRA-SAUDI

*KONDISI GEOPOLITIK PRA-SAUDI* *1. Struktur Politik Tradisional*: Suku, Emirat, dan Ulama Wilayah Jazirah Arab sebelum berdirinya Arab Saudi didominasi oleh sistem kesukuan yang longgar, di mana kekuasaan bersifat lokal dan tersebar. Di kawasan Najd, berbagai suku seperti Bani Tamim, Anaza, dan Shammar memegang kendali atas oase dan jalur perdagangan.  Di Hijaz, kota suci Mekkah dan Madinah berada di bawah kekuasaan Sharif Mekkah, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad dan memiliki legitimasi religius. *2. Pengaruh Kekhalifahan Utsmaniyah*  Sejak abad ke-16, Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) mengklaim kekuasaan nominal atas sebagian besar wilayah Hijaz, termasuk Mekkah dan Madinah. Namun, kontrol mereka lemah dan sering hanya simbolik. Sharif Mekkah berperan sebagai wali lokal yang setia secara nominal pada Istanbul tetapi praktis otonom. Di wilayah Najd dan Timur, pengaruh Ottoman hampir tidak ada. *3. Pengaruh Dinasti Syiah Safawi dan Konflik Chaldiran (1514)*.  Pada abad...

PERAN OTTOMAN MEMBENDUNG EKSPANSI SYI'AH : PRA - SAUDI

Pada abad ke-15 hingga awal abad ke-16, Kekaisaran Utsmaniyah (Ottoman) secara aktif menahan penyebaran pengaruh Syiah, khususnya dari Dinasti Safawi di Jazirah Arab dan Persia.  Perang utama yang paling menonjol terkait hal ini adalah: *⚔️ Perang Chaldiran (1514)* 🗺️ Lokasi: Terjadi di dekat kota Chaldiran, yang sekarang terletak di perbatasan Iran-Turki bagian timur laut. *1. Latar Belakang:* Dinasti Safawi yang bermazhab Syiah Itsna 'Asyariyah (Syiah Imam 12), di bawah Shah Ismail I, telah menyebarkan pengaruhnya ke wilayah Jazirah Arab , Persia, Azerbaijan, dan berupaya meluaskan pengaruh ke Irak, Kurdistan, dan bahkan Anatolia Timur (yang sebagian besar Sunni). Kekaisaran Ottoman Sunni di bawah Sultan Selim I (Selim the Grim) merasa terancam karena: a. Penyebaran dakwah Syiah di Anatolia menggerakkan pemberontakan di kalangan Qizilbash (pendukung Safawi). b. Syiah mulai menyusup ke wilayah mayoritas Sunni. *2.Tujuan Ottoman:* Menghentikan ekspansi Safawi dan membendung penye...

PETRODOLLAR

*1. Definisi dan Asal-Usul Istilah “Petrodollar”* Istilah "Petrodollar" secara harfiah merupakan gabungan dari dua kata: petroleum (minyak bumi) dan dollar (mata uang Amerika Serikat). Petrodollar mengacu pada dolar AS yang diperoleh oleh negara-negara pengekspor minyak dari hasil penjualan minyak mentah di pasar internasional. Istilah ini pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an, pasca embargo minyak oleh negara-negara Arab. Secara sederhana, petrodollar adalah: “Setiap dolar AS yang diperoleh oleh negara-negara pengekspor minyak sebagai pembayaran atas ekspor minyaknya.” *2. Latar Belakang Sejarah Petrodollar* Pada tahun 1973, negara-negara anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries), khususnya negara-negara Arab, melakukan embargo minyak terhadap negara-negara Barat sebagai bentuk protes atas dukungan mereka terhadap Israel dalam Perang Yom Kippur. Embargo ini menyebabkan harga minyak melonjak tajam hingga 400%, dan AS mencari cara untuk mengamankan pas...

PEMILU PALESTINA TAHUN 2006

*PEMILU PALESTINA TAHUN 2006* *1. Latar Belakang Pemilu Palestina 2006* Pemilihan Legislatif Palestina tahun 2006 merupakan peristiwa politik penting yang menandai perubahan besar dalam lanskap pemerintahan Otoritas Palestina (PA). Pemilu ini diselenggarakan dalam konteks ketidakpuasan publik terhadap Fatah, partai dominan sejak pendirian PA tahun 1994, serta meningkatnya dukungan terhadap Hamas sebagai kekuatan oposisi yang tumbuh melalui pelayanan sosial dan perlawanan terhadap Israel. Ini adalah pemilu legislatif kedua sejak PA dibentuk berdasarkan Kesepakatan Oslo 1993. Pemilu pertama digelar tahun 1996 dan didominasi oleh Fatah. Pemilu 2006 tertunda beberapa kali karena situasi keamanan dan tekanan politik domestik maupun internasional, hingga akhirnya diselenggarakan pada 25 Januari 2006. *2. Sistem Pemilu dan Partisipasi* Pemilu diselenggarakan dengan sistem campuran: 66 kursi dipilih secara proposional berdasarkan daftar partai nasional. 66 kursi lainnya dipilih secara individu...

Geng Pencuri Bantuan Gaza, Jadi Ingat KNIL

*Sejarah dan Struktur KNIL* *1. Latar Belakang* Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda dibentuk pada tahun 1830 oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai kekuatan militer permanen di wilayah Hindia Belanda. KNIL dibentuk menyusul ketidakmampuan pemerintah Belanda untuk mengandalkan pasukan reguler dari Eropa karena jarak yang jauh dan tingginya biaya operasional. KNIL merekrut pasukan dari berbagai etnis di Nusantara, termasuk Ambon, Jawa, dan Manado, serta tentara bayaran dari Eropa dan Afrika (Afrikanen atau "Zwarte Hollanders") (Ricklefs, 2008). Struktur KNIL menyerupai tentara reguler Eropa, namun disesuaikan dengan kondisi tropis dan sosial budaya lokal. KNIL tidak hanya menjalankan fungsi pertahanan tetapi juga sebagai alat kekuasaan pemerintah kolonial untuk menaklukkan wilayah-wilayah yang menolak kekuasaan Belanda, seperti Aceh, Bali, dan Lombok (Cribb & Brown, 1995). Selama abad ke-19, KNIL terlibat dalam sejumlah eksped...

47. Geng Pencuri Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Gambar
Inilah Yasir Abu Abu Syabab, seorang residivis narkoba dan pencurian yang menentang Hms di Gaza Sebuah kelompok beranggotakan ratusan orang tiba-tiba memiliki persenjataan lengkap dan memonopoli bantuan yang masuk ke Gaza. Rupanya orang-orang ini telah bekerja sama dengan IsraeI untuk melawan Hms di Gaza. Bukan hanya anti Hms secara militer, namun kelompok Yasir yang kini menamakan diri Popular Force, juga berupaya mengambil alih otoritas di Gaza, dimulai dari wilayah sekitar Rafah. Yasir menjanjikan pada pengungsi lokasi "aman" dan cukup makanan, tentu dengan koordinasi dengan IsraeI. Di bawah kontrol penuh Yasir dan anak buahnya. Anak buahnya pun terlibat dalam membantu mengamankan zona pembagian bantuan Amerika-IsraeI yang dilakukan dengan cara tidak manusiawi. Dimana orang-orang harus mengantri layaknya hewan ternak dan dilakukan di lokasi jauh terpencil, membuat ratusan ribu orang kelaparan harus berjalan kaki demi sekarung tepung. Sebuah rekaman menunjukkan,...

46. Dinasti Syafawi di Iran dan kaitannya dengan Palestina

*DINASTI SAFAWI (1501-1736)* *1. Latar Belakang Dinasti Safawi* Dinasti Safawi (1501–1736 M) adalah salah satu kekuatan besar di Timur Tengah dan dunia Islam setelah runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah. Safawi pada awalnya adalah sebuah tarekat Sufi Sunni yang kemudian berubah menjadi gerakan politik dan militer di bawah kepemimpinan Syah Ismail I. *2. Naiknya Syah Ismail I dan Konversi Mazhab* Pada tahun 1501, Syah Ismail I mendirikan Dinasti Safawi dan memproklamirkan Syiah Itsna Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam) sebagai mazhab resmi negara di seluruh wilayah Persia (Iran sekarang). Tindakan ini dilakukan atas dasar: -->Mengukuhkan kekuasaan politik. -->Membentuk identitas nasional yang berbeda dari dua kekuatan besar saat itu: Utsmaniyah (Sunni) dan Mughal (Sunni-Hanafi). *3. Proses Pemaksaan Syiah* Syah Ismail memaksakan perubahan mazhab dengan keras, termasuk membunuh ulama Sunni, melarang praktik Sunni, dan menghapus teks-teks keagamaan Sunni. Ulama-ulama Syiah dari Lebanon, Ba...

45. Iran dan Israel sebelum era Revolusi

*IRAN ERA PAHLEVI DALAM KONTEKS KONFLIK PALESTINA–ISRAEL* *I. Latar Belakang Pemerintahan Pahlevi* Mohammad Reza Shah Pahlavi menjadi pemimpin Iran sejak tahun 1941 setelah penggulingan ayahnya, Reza Shah, oleh Inggris dan Uni Soviet dalam konteks Perang Dunia II. Sebagai penguasa dengan visi modernisasi dan pro-Barat, Shah menjalin hubungan strategis dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, termasuk Israel. Shah memandang stabilitas dan pembangunan internal Iran dapat dicapai dengan menjauhi ideologi revolusioner pan-Arabisme dan aliansi negara-negara Islam yang berhaluan anti-Barat. Dalam kerangka inilah, hubungan pragmatis Iran dengan Israel terbentuk, meskipun secara formal Iran tidak membuka kedutaan besar Israel di Teheran karena sensitivitas isu Palestina di dunia Muslim. *II. Bentuk Hubungan Iran dan Israel* 1. Pengakuan De Facto dan Hubungan Ekonomi Iran adalah negara Muslim pertama yang memberikan pengakuan de facto kepada Israel setelah deklarasi kemerdekaan I...

44. INTIFADA II : INTIFADA AL-AQSA

*INTIFADA KEDUA (INTIFADA AL-AQSA)* *1. Latar Belakang* Intifada Kedua meletus pada 28 September 2000. Penyebab langsungnya adalah kunjungan Ariel Sharon ke kompleks Masjid Al-Aqsa/Haram al-Sharif di Yerusalem Timur. Ini dipandang sebagai provokasi, memicu kemarahan luas rakyat Palestina yang sudah frustrasi. Namun, latar belakangnya lebih dalam: ❌ Kebuntuan Proses Oslo (setelah Deklarasi Oslo 1993, harapan merdeka gagal). ❌ Permukiman ilegal Israel terus meluas di Tepi Barat. ❌Kontrol ekonomi dan militer Israel yang menindas kehidupan Palestina. ❌ Kekecewaan rakyat: harapan dua negara makin jauh, realitas lapangan makin parah. *2. Kronologi Utama* 💥28 September 2000 Ariel Sharon (Ketua Partai Likud, oposisi PM Barak) mengunjungi Al-Aqsa dengan 1.000-an polisi Israel. 💥 29–30 September 2000 Protes meledak di Yerusalem, menyebar ke Tepi Barat & Gaza. Tentara Israel menembaki demonstran. 💥2001 Israel mengadopsi kebijakan “targeted killing” – membunuh tokoh Hamas, Fatah, dan milisi...