PEMILU PALESTINA TAHUN 2006
*PEMILU PALESTINA TAHUN 2006*
*1. Latar Belakang Pemilu Palestina 2006*
Pemilihan Legislatif Palestina tahun 2006 merupakan peristiwa politik penting yang menandai perubahan besar dalam lanskap pemerintahan Otoritas Palestina (PA). Pemilu ini diselenggarakan dalam konteks ketidakpuasan publik terhadap Fatah, partai dominan sejak pendirian PA tahun 1994, serta meningkatnya dukungan terhadap Hamas sebagai kekuatan oposisi yang tumbuh melalui pelayanan sosial dan perlawanan terhadap Israel.
Ini adalah pemilu legislatif kedua sejak PA dibentuk berdasarkan Kesepakatan Oslo 1993. Pemilu pertama digelar tahun 1996 dan didominasi oleh Fatah. Pemilu 2006 tertunda beberapa kali karena situasi keamanan dan tekanan politik domestik maupun internasional, hingga akhirnya diselenggarakan pada 25 Januari 2006.
*2. Sistem Pemilu dan Partisipasi*
Pemilu diselenggarakan dengan sistem campuran:
66 kursi dipilih secara proposional berdasarkan daftar partai nasional.
66 kursi lainnya dipilih secara individual dari 16 distrik (konstituen lokal).
Total 132 kursi diperebutkan di Dewan Legislatif Palestina (PLC). Lebih dari 1,3 juta warga Palestina terdaftar sebagai pemilih, dengan partisipasi pemilih sekitar 77%, angka yang cukup tinggi untuk wilayah yang berada dalam tekanan okupasi militer dan isolasi politik.
Hamas ikut serta melalui daftar "Change and Reform Bloc" dan tidak mengusung nama milisi atau lambang bersenjata.
💥Lembaga pemantau internasional, termasuk:
✅Carter Center (dipimpin oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter), Uni Eropa, PBB
menyatakan bahwa pemilu berjalan bebas, adil, dan mencerminkan pilihan rakyat.
🔥 "The elections were peaceful and well-administered. The results reflect the will of the Palestinian people."
– Carter Center, 2006
*3.Hasil Pemilu*
Partai Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah (Hamas), melalui kendaraan politiknya Change and Reform, secara mengejutkan meraih 74 dari 132 kursi, mengalahkan Fatah yang hanya memperoleh 45 kursi.
Kemenangan ini mencerminkan krisis legitimasi Fatah, yang dinilai oleh publik sebagai korup dan tidak efektif dalam menghadapi tekanan Israel. Hamas, meskipun tidak berpartisipasi dalam pemilu 1996, berhasil membangun basis dukungan luas melalui jaringan sosial, pendidikan, dan perlawanan bersenjata.
Hamas membentuk pemerintahan berdasarkan mandat sah dari parlemen.
*4.Dampak dan Respons Internasional*
Kemenangan Hamas menyebabkan krisis politik besar:
-->Fatah menolak bekerjasama dalam pembentukan pemerintahan.
-->Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Israel menolak mengakui pemerintahan Hamas, karena mereka menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
-->Terjadi pemutusan bantuan keuangan internasional, dan pembatasan Israel atas perpindahan orang dan barang ke wilayah Palestina.
-->Ketegangan ini berujung pada konflik bersenjata internal antara Hamas dan Fatah pada 2007, yang mengakibatkan pengambilalihan penuh Jalur Gaza oleh Hamas, sementara Tepi Barat tetap dikendalikan Fatah.
*5. Tantangan terhadap Legitimasi Pasca-Pemilu*
Meski pemilu sah, penerimaan internasional terhadap hasilnya terbagi:
🔥Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Israel menolak bekerjasama dengan pemerintah Hamas tanpa syarat seperti:
-->Mengakui keberadaan Israel,
-->Menerima Kesepakatan Oslo,
-->Menghentikan kekerasan.
Bantuan keuangan internasional dihentikan, dan tekanan politik meningkat.
🧠Kesimpulan Akademik :
Dari sudut pandang demokrasi elektoral, kemenangan Hamas adalah sah dan legitimatif.
Namun dari perspektif geopolitik internasional, kemenangan itu ditolak oleh negara-negara besar karena bertentangan dengan agenda keamanan dan diplomasi mereka.
*Tokoh Politik Pemilu 2006*
1. Fatah
Pimpinan Umum (Chairman):
🧑💼 Mahmoud Abbas (Abu Mazen)
Jabatan: Presiden Otoritas Palestina (sejak 2005), sekaligus pemimpin tertinggi Fatah.
Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 2004.
Peran: Tokoh utama dalam proses negosiasi damai Oslo dan pendukung solusi dua negara.
Tokoh Kunci Fatah saat Pemilu 2006:
Ahmed Qureia (Abu Alaa): PM Otoritas Palestina saat pemilu berlangsung.
Mohammed Dahlan: Tokoh keamanan dan kader muda Fatah dari Gaza (saat itu sangat berpengaruh).
----------++++
2. Hamas
Pemimpin Politik Tertinggi (Kepala Biro Politik):
🧑💼Khaled Meshaal
-->Berbasis di luar negeri (Damaskus, Suriah saat itu).
-->Memimpin strategi politik Hamas secara regional dan internasional.
-->Menjadi wajah diplomasi Hamas setelah kemenangan pemilu.
Tokoh Domestik Hamas saat Pemilu 2006:
🔥Ismail Haniyeh:
-->Memimpin daftar Change and Reform Bloc dalam pemilu.
-->Diangkat sebagai Perdana Menteri Palestina setelah Hamas menang.
-->Berasal dari Gaza, dikenal moderat dalam lingkup Hamas.
🔥Mahmoud al-Zahar:
-->Salah satu pendiri Hamas, dikenal lebih keras dan ideologis.
-->Menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet Haniyeh.
Dari pemilu palestina 2006.
Apalagi yang bisa di Breakdown?
-->Pemilu nya sudah sah dan diawasi oleh lembaga independen internasional.
--> 77% Rakyat palestina dihadapkan pada dua pilihan.
🔥Kalau mau solusi dua negara pilih Fatah .
🔥Kalau mau Perlawanan terhadap Israel pilih Hamas.
Dan ternyata hasilnya diluar dugaan, mayoritas rakyat memilih Hamas.
Jadi, siapa kudeta siapa?
Dunia sejak awal itu memang tidak adil...
📚DAFTAR PUSTAKA
1. Brown, N. J. (2010). The Hamas Victory: What it Means for Palestinian Democracy. Carnegie Endowment for International Peace.
2. International Crisis Group. (2006). Palestinians, Israel and the Quartet: Pulling Back From the Brink. Middle East Report No. 54.
3. Milton-Edwards, B., & Farrell, S. (2010). Hamas: The Islamic Resistance Movement. Polity Press.
4. Schanzer, J. (2008). Hamas vs. Fatah: The Struggle for Palestine. Palgrave Macmillan.
5. BBC News. (2006). "Hamas Wins Election Victory." https://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/4650788.stm
6. United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA). (2006). Humanitarian Update: Occupied Palestinian Territory.
Komentar
Posting Komentar