8. Situasi Sebelum Perjanjian Oslo (1987 - 1992)

1. Situasi Sebelum Oslo (1987–1992)

-->Intifada Pertama (1987): Rakyat Palestina melakukan pemberontakan besar terhadap pendudukan Israel

-->Perang Dingin berakhir → AS dan Rusia mulai mendorong perdamaian

-->Israel menghadapi tekanan dunia karena kekerasan terhadap warga sipil

-->PLO kehilangan dukungan Arab setelah mendukung Saddam Hussein (Perang Teluk 1991)


2. Negosiasi Rahasia di Oslo, Norwegia (1992–1993)

Diinisiasi oleh akademisi Norwegia

Tim negosiator:

Israel: wakil dari Partai Buruh, dipimpin oleh Yitzhak Rabin & Shimon Peres

Palestina: wakil PLO, di bawah koordinasi Mahmoud Abbas dan Arafat

Perjanjian diumumkan secara resmi di Washington, 13 September 1993

Dikenal sebagai Oslo I Accord.
---

Isi Pokok Perjanjian Oslo I (1993)

-->PLO mengakui hak eksistensi Israel

-->Israel mengakui PLO sebagai perwakilan sah rakyat Palestina

-->Pembentukan Otoritas Palestina (PA)
PA akan bertanggung jawab atas urusan sipil dan keamanan terbatas di Gaza & Tepi Barat

-->Israel akan menarik diri dari Gaza dan kota-kota tertentu di Tepi Barat (seperti Jericho)

-->PA akan menyelenggarakan pemilu untuk presiden dan parlemen Palestina


Oslo bukan akhir, tapi proses bertahap

Final status (1999) akan mencakup isu-isu berat:

-Status Yerusalem
-Nasib pengungsi Palestina
-Batas wilayah final
-Pemukiman Yahudi
-Keamanan dan air
---

 Oslo II Accord (1995)

Perjanjian lanjutan yang membagi Tepi Barat ke dalam 3 zona:

Area A: di bawah kendali penuh Palestina

Area B: kontrol sipil oleh Palestina, keamanan oleh Israel

Area C: di bawah kendali penuh Israel (60% wilayah Tepi Barat)
---

Dampak dan Penilaian

1. Kelebihan Oslo

-->Pengakuan diplomatik internasional terhadap Palestina meningkat

-->Arafat dan PA mulai mengelola daerah sendiri

-->PA jadi institusi politik resmi Palestina


2. Kekurangan Oslo

-->Tidak ada penghentian pembangunan pemukiman Yahudi

-->Tidak ada jaminan status final

-->Ketimpangan kekuasaan: Israel tetap kendalikan militer, udara, dan perbatasan

-->Tidak ada sanksi jika salah satu pihak melanggar
---

Akhir Oslo dan Kebuntuan : 

-->Pembunuhan PM Israel Yitzhak Rabin (1995) oleh ekstremis Yahudi → proses damai kehilangan momentum.

Konsentrasi ya ☕


Sebelumnya kita sudah tau sikap Hamas terhadap Israel ....  TANPA KOMPROMI

Sejak Oslo ditandatangani (1993), Hamas melancarkan:

!-->Serangan bom bunuh diri (1994–1997) terhadap warga sipil dan militer Israel

Karena sama saja tunduk dan mengakui zionis diatas tanah Palestina



BAGAIMANA DENGAN ISRAEL ? 

1, Terjadi perpecahan internal dengan kelompok zionis sayap kanan . Mereka percaya tanah Israel adalah janji Tuhan yang tidak bisa dikompromikan.
Demonstrasi besar-besaran menuduh Rabin “pengkhianat” . 

2, Selama masa Oslo, Israel meningkatkan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur mencapai ± 116.000 pemukim.


Oh iya , ada yang terlewat disini ...

Serangan bom bunuh diri Hamas dimasukkan ke daftar Teroris oleh Amerika dan sekutunya...

Anehnya, pembunuhan dan perampasan tanah ilegal Israel tidak mendapatkan sanksi atau tindakan apapun ..
Banyak tindakan Israel justru menggerogoti kepercayaan rakyat Palestina terhadap proses damai. 



Oslo jadi bukti bahwa diplomasi tanpa kesetaraan dan implementasi nyata hanya menghasilkan ilusi perdamaian.

Oleh : Ragil Kurniawan 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. Asal Mula Konflik Palestina - Israel: Ringkasan Sejarah (Part 1)

14. DIALOG DENGAN KONTRA HAMAS (Part 2)

36. KONSPIRASI : Hamas itu Alatnya Israel