38. Perjanjian Kamp David II: Reaksi-reaksi (Part 2)
BAGAIMANA DENGAN PUBLIK ISRAEL ?
🔥Publik Israel waktu itu terpecah tentang Camp David 2000. Banyak yang menolak karena beberapa alasan:
1. Takut Keamanan
Banyak warga Israel takut bahwa jika mereka menyerahkan wilayah (khususnya Yerusalem Timur & Tepi Barat), maka akan ada ancaman serangan atau teror dari Palestina. Mereka merasa “negara Palestina yang merdeka” akan menjadi basis serangan ke Israel.
2. Yerusalem
Yerusalem punya nilai agama & sejarah yang sangat tinggi. Banyak orang Israel (khususnya kelompok agama & nasionalis) merasa Yerusalem adalah “ibu kota abadi Israel” & tidak boleh dibagi.
3. Hak Pengungsi Palestina
Warga Israel khawatir jika semua pengungsi Palestina kembali, maka demografi Israel bisa berubah & mengancam identitas “negara Yahudi.”
4. Kecurigaan pada Niat Palestina
Sebagian publik Israel tidak percaya bahwa Palestina benar-benar ingin hidup damai berdampingan. Mereka khawatir ini hanya “taktik” untuk dapatkan wilayah, lalu lanjut perang.
5. Kritik Internal
PM Israel Barak dikritik keras oleh sayap kanan & kelompok pemukim Yahudi. Mereka anggap dia “terlalu lunak.” Mereka takut “mengorbankan” keamanan & masa depan Israel demi “janji damai” yang rapuh.
PM Israel Ehud Barak dihujat di dalam negeri karena “memberi terlalu banyak” kepada Palestina.
Lalu kalah dalam PEMILU ISRAEL..
Kesimpulan:
Camp David 2000 bagi publik Israel terlihat sebagai tawaran berisiko — mereka takut menyerahkan wilayah & kedaulatan yang menurut mereka vital, tanpa jaminan perdamaian yang nyata. Makanya, walaupun Barak (pemerintah) setuju, publik Israel tetap terbelah & banyak yang menolak.
🌟 Reaksi Negara-Negara Arab
📌 Negara-negara Arab (Arab League) umumnya menolak hasil Camp David 2000 karena:
1. Mereka menganggap proposal Israel terlalu sedikit untuk Palestina (hanya menawarkan 70-90% Tepi Barat, tanpa kontrol penuh atas Yerusalem Timur).
2. Mereka melihatnya sebagai upaya memaksa Arafat menerima kompromi yang melemahkan hak-hak Palestina.
3. Negara-negara Arab mendukung posisi Arafat untuk menolak proposal yang dianggap tidak adil.
---
🌟 Contoh Respon Spesifik
✅ Mesir (Hosni Mubarak):
Menyatakan dukungan bagi Arafat untuk tidak terburu-buru menerima apa pun yang merugikan rakyat Palestina.
Mesir sendiri juga tidak suka jika kompromi ini melemahkan status Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
✅ Yordania (Raja Abdullah II):
Berhati-hati, tetapi mendukung Arafat agar tidak menerima perjanjian yang timpang.
Yordania punya kepentingan sejarah di Yerusalem dan menjaga stabilitas dengan rakyat Palestina.
✅ Arab Saudi (Raja Fahd waktu itu):
Mendukung penuh hak Palestina atas Yerusalem Timur dan menolak kesepakatan yang tidak adil.
Arab Saudi menegaskan pentingnya Inisiatif Perdamaian Arab (yang muncul tahun 2002) sebagai jalan damai yang lebih adil.
---
🌟 Dampak Besar: Dukungan Regional untuk Palestina
❌ Negara-negara Arab menilai:
Proposal Camp David 2000 tidak memenuhi Resolusi PBB (misalnya Resolusi 242, 338).
Ini menjadi bukti bahwa Palestina tidak boleh ditekan untuk menerima “deal” yang tidak sepenuhnya memulihkan hak mereka.
✅ Akibatnya, negara-negara Arab tetap berkomitmen pada Inisiatif Damai Arab 2002, yang menekankan:
➡️ Penarikan penuh Israel ke perbatasan 1967
➡️ Negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota
➡️ Penyelesaian adil bagi pengungsi Palestina
---
🌟 Referensi :
📚 Charles Enderlin, Shattered Dreams: The Failure of the Peace Process in the Middle East, 1995–2002
📚 William Quandt, Peace Process: American Diplomacy and the Arab-Israeli Conflict since 1967
📚 Middle East Institute Reports (2000–2002)
Komentar
Posting Komentar