4. KEMUNCULAN PLO PASCA 1967: DARI SIMBOL KE PERLAWANAN AKTIF
1. Asal-usul PLO (Sebelum 1967 – Singkat Saja)
Didirikan pada 1964 oleh Liga Arab, atas dorongan Mesir (Gamal Abdel Nasser).
Tujuan awal: wadah politik rakyat Palestina, tapi dikendalikan oleh negara-negara Arab.
Presiden pertama: Ahmad Shukeiri.
PLO saat itu lemah dan simbolik, tanpa kontrol atas wilayah atau pasukan militer nyata.
---
2. Perubahan Pasca Perang Enam Hari (1967)
Fakta Kunci:
-->Israel menduduki seluruh wilayah Palestina historis: Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza.
-->Kekalahan negara-negara Arab membuat rakyat Palestina sadar bahwa mereka harus berjuang sendiri.
-->Muncul kekecewaan besar terhadap dunia Arab yang dinilai gagal membela Palestina.
Transformasi PLO:
-->PLO menjadi pusat perlawanan nyata, bukan hanya simbol.
-->Kelompok-kelompok bersenjata Palestina seperti Fatah (Yasser Arafat), PFLP, DFLP, dll mulai bergabung atau mendominasi PLO.
-->1969: Yasser Arafat (pemimpin Fatah) menjadi Ketua PLO menggantikan Shukeiri.
-->Mulai terbentuk struktur militer (fedayeen), markas pelatihan di Yordania dan Lebanon.
---
3. PLO Menjadi Aktor Perlawanan Internasional
Ciri-Ciri Baru PLO Pasca-1967:
-->Militerisasi: Melakukan operasi penyusupan ke wilayah Israel, sabotase, dan serangan gerilya.
-->PLO menyuarakan perjuangan di forum-forum dunia.
-->Beberapa kelompok melakukan aksi dramatis seperti pembajakan pesawat (oleh PFLP).
Konflik dengan Negara Arab:
-->Black September (1970): Konfrontasi bersenjata antara PLO dan pemerintah Yordania.
-->PLO akhirnya terusir dari Yordania, dan memindahkan markas ke Lebanon.
---
4. Puncak Legitimasi Politik:
-->1974: Liga Arab menyatakan PLO sebagai satu-satunya wakil sah rakyat Palestina.
-->Yasser Arafat berbicara di Majelis Umum PBB, simbol pengakuan dunia atas perjuangan Palestina.
---
5. Perubahan Strategi Menuju Diplomasi:
-->Setelah kekalahan militer di Lebanon dan tekanan internasional, PLO bergeser dari perjuangan bersenjata ke diplomasi.
-->1988: PLO secara resmi mengakui Israel dan mendeklarasikan Negara Palestina (di Aljazair), sebagai sinyal kesiapan menerima solusi dua negara.
Oleh Ragil Kurniawan
Komentar
Posting Komentar