17. INTERMEZZO : Solusi Untuk Penderitaan Palestina
Setelah seperti biasa di paparkan materi terkait sejarah geopolitik di timur tengah, terutama sejarah penjajahan Palestina.
Grup WA "Pro Kontra Hamas : Mencari Titik Tengah" dibuka untuk siapapun bebas berdiskusi.
Diskusi di awali dengan pertanyaan oleh Ragil Kurniawan : SOLUSI UNTUK PALESTINA APA?
Abu Zhehir pun mencoba memberikan pandangannya :
Kalo pendapat saya agak radikal, ngikutin visi nya kelompok militan Palestina
>Entitas Zionis harus diberangus, sehingga tidak ada dominasi Yahudi
>Negara-negara Arab mesti kembali pada resolusi Kharthum
>Pengaruh imperialisme barat di timur tengah mesti dibatasi
Terdengar radikal & susah buat direalisasikan dalam jarak dekat, tapi nasib Palestina akan lebih jelas daripada bersikap pragmatis sebagaimana penguasa Arab yang ikut Abraham Accords dengan dalih untuk melawan Iran
Pandangan radikal di atas, di elaborasi oleh Ragil Kurniawan. Begini pandangan Ragil....
Bersatu dulu lah palestina
Tanpa persatuan internal, impian kemerdekaan Palestina hanya akan jadi slogan. Kekuatan terbesar bangsa manapun dalam menghadapi penjajahan adalah kesatuan visi dan strategi.
Seperti kata pepatah Arab:
"Tasyattata syamlukum fa dhalla rajā'ukum."
(Kesatuan kalian tercerai, maka harapan kalian pun hilang.)
Ragil pun mempertanyakan salah satu poin dari solusi radikal yang dipaparkan Abu Zhehir. Dia bertanya: RESOLUSI KHARTUM APA???
Ragil pun melanjutkan pendapatnya, begini pandangannya : Sesama negara arab itu takut dikhianati sesama negara arab.
kaidahnya,
if you cannot beat them join them
Abu Zhehir pun menjelaskan RESOLUSI KHARTUM yang sepertinya baru di dengar oleh mayoritas anggota grup WA.
Resolusi hasil KTT Liga Arab sebagai respon perang 1967
Hasil dari pertemuan itu melahirkan gagasan yang sering dikenal "3 tidak"
"Tidak ada damai dengan Israel, tidak ada negosiasi dengan Israel, tidak ada pengakuan terhadap Israel"
Resolusi itu juga yang jadi awal mula Raja Faishal (Arab Saudi) untuk embargo minyak ke AS
Komentar
Posting Komentar