13. DIALOG DENGAN KONTRA HAMAS (Part 1)

Saya (Ragil Kurniawan) mau jadi kontra Hamas . Silahkan dijawab : 

1. Hamas menjadikan rakyat Palestina sebagai tameng hidup .

2. Menyerang dengan roket sembarangan tanpa memperhatikan balasan dari Israel yang lebih kejam .

3. Strategi Hamas tidak mempertimbangkan aspek perlindungan sipil dan terkadang lebih simbolik daripada strategis.


Pertanyaan Ragil Kurniawan yang mewakili pihak kontra dengan Hamas itu dijawab oleh Abu Zhehir


Saya coba jawab dengan kapasitas saya, kalo ada sanggahan atau tambahan, bisa disampaikan

1. Sejauh ini belum ada bukti konkrit soal niat Hamas menjadikan warga Palestina sebagai tameng manusia. Sebaliknya, narasi ini dipopulerkan Zionis untuk memframing perjuangan Palestina tidak lebih dari "terorisme terhadap rakyatnya". Sebaliknya, yang terbukti justru Zionis menggunakan tahanan Palestina sebagai tameng manusia


2. (Jawaban 2&3) Serangan Hamas sedari blokade 2007 tujuannya politis, yaitu untuk menarik perhatian internasional dan segera mengundang tekanan internasional terhadap blokade ini. Jatuhnya lebih ke perang psikologis ketimbang material, goal nya adalah melemahkan moril lawan.


 Dan sebenarnya ini sudah menjadi keniscayaan, karena konflik Palestina-Israel sedari dulu konflik vertikal, perang non-konvensional, antara tentara melawan sipil bersenjata. 


Henry Kissinger di esai nya terkait perang Vietnam sering nyebut kalo dalam perang non-konvensional tentara reguler bakal dikuras psikologisnya, sekalipun secara material mereka unggul. 


Sedangkan sipil bersenjata/gerilyawan bakal bertahan psikologis nya, meskipun material seadanya dan rentan habis.


 "Dalam perang non konvensional, tentara reguler akan kalah jika mereka tidak menang, dan gerilyawan akan menang selama mereka belum kalah".


 Interpretasinya, tentara reguler gak akan menang selama goal nya belum tercapai: menghancurkan gerilyawan, sedangkan pihak gerilyawan akan menang selama mereka bisa bertahan.


Dalam perang non konvensional, psikologis dari kekuatan yang lebih besar bakal lebih terkuras, akhirnya mereka menghalalkan segala cara. Sebagaimana AS sampai melancarkan _Agent Orange_ di Vietnam, dan juga Zionis yang membumihanguskan Gaza. Karena psikologis mereka terkuras dalam perang gerilya


Pemaparan Abu Zhehir di atas oleh Ragil Kurniawan coba di kontra lagi 



Apa pintu diplomasi sudah tertutup? Kok gaya2an nembak roket , jadinya sipil lagi yang kena imbasnya ...


Karena perbedaan kekuatan yang terlalu besar dengan Israel ...



[23/5 21.18] Abu Zhehir :Sudah tertutup. Hamas sepertinya juga menengok dari kasus Oslo, di mana Zionis mau bagaimanapun tetap berusaha mempertahankan dominasinya atas Palestina. 



Dan watak mereka buat berkhianat terbukti di Kamp David tahun 2000, di mana upaya perdamaian yang bahkan sudah menguntungkan Zionis, malah mau ditawar biar Tepi Barat dianeksasi lagi, jatuhnya sabotase perdamaian ini.



Bahkan dari 2005 Gaza diblokade Zionis dengan dibangun tembok-tembok. Di sini warga Palestina, melalui Hamas sebagai representatif kawasan situ, gak ada pilihan lain selain bahasa senjata. 




Ya sesuai dengan perkataan Tan Malaka yang disinggung tadi, tidak ada negosiasi dengan maling. Atau Ghassan Kanafani di 1970, negosiasi dengan Israel itu ibarat berbicara dengan pedang di leher

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. Asal Mula Konflik Palestina - Israel: Ringkasan Sejarah (Part 1)

14. DIALOG DENGAN KONTRA HAMAS (Part 2)

36. KONSPIRASI : Hamas itu Alatnya Israel