21. Abraham Accords : Lagi-lagi Palestina Gak Di Ajak
Abraham Accords adalah serangkaian perjanjian diplomatik normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, yang dimediasi oleh Amerika Serikat, dimulai pada tahun 2020.
Sebelumnya, hanya Mesir (1979) dan Yordania (1994) yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Inisiatif ini muncul di masa pemerintahan Presiden Donald Trump, yang ingin mencetak terobosan diplomatik di Timur Tengah.
Siapa saja yang terlibat dalam perjanjian ini ?
1. Uni Emirat Arab (UEA) – 13 Agustus 2020
Menjadi negara Teluk pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
UEA menyatakan bahwa kesepakatan ini ditukar dengan penundaan aneksasi wilayah Tepi Barat oleh Israel (meski Israel tidak benar-benar membatalkannya secara permanen).
Perjanjian mencakup: kerja sama ekonomi, teknologi, penerbangan langsung, visa, dan pertukaran kedutaan.
2. Bahrain – 11 September 2020
Menyusul langkah UEA.
Bahrain menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk perdamaian regional, tetapi dikritik karena tidak berkonsultasi dengan rakyat Palestina.
3. Sudan – 23 Oktober 2020
Mengumumkan niat normalisasi sebagai bagian dari kesepakatan AS untuk menghapus Sudan dari daftar negara sponsor terorisme.
4. Maroko – 10 Desember 2020
Menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan atas pengakuan AS terhadap klaim Maroko atas Sahara Barat.
4 negara arab itu yang secara langsung sudah tanda tangan normalisasi dengan Israel ...
Mengutamakan kepentingan nasional negara nya dibandingkan urusan palestina...
Ya ini termasuk tekanan AS juga mungkin ..
Bagaimana dengan Status Saudi Arabia?
Arab Saudi belum menandatangani Abraham Accords, tapi:
-->Memberi izin penggunaan wilayah udaranya untuk penerbangan Israel-UEA.
-->Saudi menyatakan dukungan prinsip terhadap negara Palestina sebagai syarat normalisasi.
Ini namanya sinyal ya...
Lalu siapa saja yang MENOLAK KERAS ?
1. Organisasi Kerja sama Islam (OKI) , ulama dan rakyat sipil .
2. Lebanon
3. Kuwait
4. Qatar
5. Turki
6. Iran
7. Dan yang terakhir semua fraksi PLO maupun Hamas dan rakyat Palestina ..
-->PLO (Palestine Liberation Organization) menyatakan normalisasi ini melanggar konsensus Arab dan meninggalkan Inisiatif Perdamaian Arab 2002 yang mensyaratkan kemerdekaan Palestina terlebih dahulu.
--> Hamas secara tegas mengecam Abraham Accords sebagai bentuk pengkhianatan, dan menyebutnya "tikaman dari belakang".
DAMPAK GEOPOLITIK
-->Memperkuat poros Arab anti-Iran (UEA, Bahrain, Saudi).
-->Menunjukkan bahwa beberapa negara Arab bersedia meninggalkan pendekatan “Palestina dulu” demi kepentingan nasional.
-->Mendorong kerja sama militer dan intelijen Israel-Arab terhadap Iran.
-->Membuka pintu investasi dan kerja sama teknologi/pertahanan.
KESIMPULAN:
Abraham Accords adalah titik balik penting dalam hubungan Arab-Israel, tapi dianggap oleh rakyat Palestina sebagai langkah yang melemahkan perjuangan kemerdekaan mereka, karena mengabaikan status Yerusalem, pengungsi, dan pendudukan.
Meski membawa manfaat ekonomi dan diplomatik bagi para pihak yang menandatangani, perjanjian ini juga menyebabkan perpecahan dalam solidaritas dunia Arab terhadap Palestina.
Komentar
Posting Komentar