37. Perjanjian Kamp David II (Part 1)

CAMP DAVID KE II ( Tahun 2000) 

1. Latar Belakang (1993–2000)
Setelah Perjanjian Oslo 1993 dan pembentukan Otoritas Palestina, harapan tumbuh untuk solusi dua negara.

Namun, proses Oslo tersendat oleh perluasan permukiman ilegal Israel dan dibalas dengan serangan bom bunuh diri hamas, serta ketidakpercayaan mendalam dari kedua rakyat.

 Presiden AS Bill Clinton mengundang PM Israel Ehud Barak dan Presiden Otoritas Palestina Yasser Arafat ke Camp David pada Juli 2000.

2. Pertemuan Camp David II (11–25 Juli 2000)
Selama 14 hari, perundingan intensif dilakukan. Clinton menjadi mediator, mencoba merumuskan kompromi untuk masalah yang sangat sensitif:

-->Perbatasan akhir antara Israel dan Palestina.
-->Status Yerusalem.
-->Permukiman Israel di Tepi Barat.
-->Pengungsi Palestina.
-->Keamanan.

3. Rencana yang Diajukan
PM Israel Ehud Barak menawarkan:

-->Negara Palestina di Gaza dan sebagian besar (sekitar 91–95%) Tepi Barat.
-->“Pertukaran tanah” (land swap) untuk kompensasi wilayah.
-->Pembagian administratif Yerusalem, tetapi Israel tetap menguasai Tembok Barat dan bagian kota suci.
-->Pengungsi Palestina tidak diizinkan “hak kembali” ke wilayah Israel.

4. Sikap Arafat
Yasser Arafat menilai tawaran Barak tidak cukup:

-->Yerusalem Timur adalah ibu kota Palestina.
-->Pengungsi harus memiliki hak kembali (atau kompensasi besar).
-->Peta final masih terfragmentasi, dikelilingi permukiman Yahudi.

Arafat menolak menandatangani kesepakatan yang dianggap “mengorbankan hak dasar Palestina.”

🔥Hasil Akhir:
Camp David 2000 berakhir tanpa kesepakatan.

Clinton kecewa, menyalahkan Arafat karena “kehilangan kesempatan.”

Barak kehilangan dukungan domestik di Israel, runtuhnya pemerintahannya.

Arafat balik ke Tepi Barat, menegaskan bahwa tidak ada kompromi untuk Yerusalem dan pengungsi.

🔥Dampak Langsung
Kegagalan Camp David 2000 memicu Intifada Kedua (2000–2005) — pemberontakan rakyat Palestina yang jauh lebih besar daripada Intifada Pertama. Kekerasan meningkat tajam, membunuh ribuan warga di kedua sisi.

🔥Kesimpulan :
Camp David 2000 menjadi simbol: titik harapan terakhir sebelum kembalinya kekerasan besar. Perbedaan mendasar soal Yerusalem, pengungsi, dan wilayah “tanpa kantong” menjadi batu sandungan.

Bagi rakyat Palestina, pertemuan ini adalah contoh di mana hak dasar mereka tidak diakui. Bagi Israel, ini adalah tanda “Arafat tidak pernah benar-benar ingin berdamai.”


Kenapa ARAFAT MENOLAK PADAHAL SUDAH BAIK ISRAEL MAU NGASIH TANAH... ? 

✳️Karena Tuntutan Minimal yang Tak Terpenuhi

1. Hak pengungsi (sekitar 5 juta pengungsi yang diusir sejak 1948). Arafat tidak mau tanda tangan kalau ini diabaikan.

2. Yerusalem Timur. Palestina menganggap ini ibukota mereka, tapi tawaran Barak membatasi aksesnya.

3. Kedaulatan. Usulan Barak tetap bikin wilayah Palestina “terpecah” (enklave) dan dikelilingi Israel. Arafat takut negara Palestina masa depan malah mirip “bantustan” (kaya Afrika Selatan zaman apartheid).


✳️Tekanan dari Dalam Palestina

1. Banyak faksi (terutama Hamas, Jihad Islam) menolak perundingan sepenuhnya.

2. Kalau Arafat terima tawaran yang tidak memuaskan rakyatnya, dia takut dicap “pengkhianat” atau “boneka Israel”.

3. Dia harus pikirkan stabilitas internal: kalau rakyatnya nggak puas, bisa terjadi perang saudara.

✳️Persepsi Keadilan
Bagi Palestina, ini bukan cuma “nego biasa”, tapi soal pengakuan atas hak mereka.

Kalau nggak ada keadilan soal pengungsi dan Yerusalem, tanda tangan apa pun bakal dianggap “batal” oleh rakyatnya sendiri.

✳️Realitas Diplomasi
Arafat tahu dia lemah militer (betul!). Tapi dia juga paham kalau dia tanda tangan kesepakatan “setengah matang”, hasilnya nanti malah makin parah:

1. Negara Palestina yang tidak benar-benar merdeka.

2. Konflik berkepanjangan karena banyak yang tidak puas.

Jadi, Arafat bukan tidak mau terima cuma karena “keras kepala”, tapi dia lihat risiko dan kompromi yang ditawarkan lebih banyak kerugiannya daripada manfaatnya (dari perspektif Palestina).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

1. Asal Mula Konflik Palestina - Israel: Ringkasan Sejarah (Part 1)

14. DIALOG DENGAN KONTRA HAMAS (Part 2)

36. KONSPIRASI : Hamas itu Alatnya Israel